Rabu, 08 Desember 2010

KRITIK OBJEKTIF NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI OLEH SUSANTI DWI ANDRAYANI


BAB I
PENDAHULUAN

1 Latar Belakang
            Kritik Objektif disebut juga kritik structural. kritik objektif merupakan kritik yang terpenting ,sebab kritik ini mengudentifikasi perkembangan pikiran manusia dalam evaluasi teori yang krmudian menjadi revolusi teori.  Kritik objektif  harus berdasarkan teks karya sastra itu sendiri. Teori kroitik sastra objektif merupakan teori yang harus di lihat sebagai objek yang mandiri dan menonjolkan karya sastra sebagai struktur verbal yang otonom dengan koherensi intern. Kritik sastra yang memandang karya sastra sebagai dunia otonom, sebuah dunia yang dapat melepaskan dari siapa pengarangnya, di lingkungan social dan budaya (http://adiel87.blogspot.com/2009/11/teori-objektif.html)
            Secara hisroris, kritik ini dapat di telusuri pada zaman Aritoteles  dengan pertimbangan bahwa sebuah tragedi terdiri atas unsure- unsure kesatuan keseluruhan, kebulatan dan keterjalinan organisasi atas empat unsure itulah yang kemudian membangun steukur crita yang disebut plot.
            Kritik structural sering juga disebut kritik objektif, kritik formal atau kritik analitik. Bertolak dari asumsi dasar bahwa karya  sasrta  sebagai karya kreatif yang memiliki otonomi penuh , maka bila hendak di kaji atau di teliti, yang harus di kaji atau diteliti adalah  karya sastra itu sandiri.
                         
Riwayat singkat penarang novel NEGERI 5 MENARA
Fuadi lahir di Bayur, kampong kecil Danau Maninjau tahun 1972, tidak jauh 5 MENARA

dari kampong Buya Hamka. Fuadi merantau ke Jawa, mematuhi printah ibunya untuk
masuk sekolah agama. Di Pondok modern Gondor dia bertemu dengan kiai dan ustad yang di berkahi keikhlasan mengajarkan ilmo hidup dan ilmu ahkirat. Gontor pula yang membukakan hatinya kepada rumus sederhana tapi kuat., “ man jadda wajada”, siapa yang bersungguh- sungguh akan sukses.
Lulus kuliah hubungan international, UNPAD, dia menjadi wartawan TEMPO. Kelas jurnalistik pertamanya di jalani dalam tugas-tugas reportasenya dibawah bimbingan para wartawan senior TEMPO. Tahun 1988, dia mendapat beasiswa  Fulbraght untuk kuliah S-2 di School of Media and Public Affairs, George Washingtin University. Merantau ke Washington DC bersama Yayi , istrinya yang juga wartawan TEMPO adalah mimpi masa kecil jadi kenyataan. Sambil kuliah mereka, menjadi  koresponden TEMPO dan wartawa VOA. Brita bersejarah seperti pristiwa 11 september dilaporkan mereka berdua langsung dari Pentagon, White House dan Capitil Hill.
Tahun 2004 , jendela dunia lain terbuka lagi ketika dia mendapatkan beasiswa Chevening untuk belajar di Royal Holloway, University Of London untuk bidang film documenter.Terakhir, NGO konservasi : The Nature Conservancy.
Fuadi dan Yayi tinggal di Bintaro, Jakarta. Mereka berdua menyukai membaca dan traveling. Silakan klik www.negeri5menera.com. Silakan pula melanjutkan silaturahim dengan Fuadi melalui :
·         Bergabung di fan page FB : “ Negeri 5 Menara”
·         Follow akun twiter@fuadi 1
SINOPSIS
Alif remaja kecil yang baru saja tamat dari bangku sekolah SMP,seumur hidup        Alif tidak pernah mengijakkan kakinya diluar  ranah Minangkabau. Masa kecilnya

dilalui dengan berburu durian runtuh dirimba Bukit Barisan, main bola disawah, dan mandi di air biru Danau Maninjau. Tiba – tiba dia harus melintasi punggung Sumatra menuju sebuah desa di plosok Jawa Timur. Ibunya ingin dia menjadi buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie. Dengan setengah hati dia mengikuti printah ibunya belajar dipondok.
            Di hari pertama di Pondok Madani (PM), alif terkesima dengan “mantera” sakti  man jadda wajada . Siapa bersungguh- sungguh pasti akan sukses. Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alifberteman dengan Raja dari  Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep,Atang dari Bandung, dan Baso dari Gowa. Dibawah manara masjid, mereka menunggu Magrib sambil menatap awan lembayung yang bergerak ke ufuk. Awan – awan itu menjelma menjadi  Negara -Negara impian masing- masing. Kemana impian membawa mereka? Mereka tidak tahu. Yang mereka tahu adalah : jangan pernah meremehkan impian, walaupun setinggi apapun. Tuhan sungguh maha mendengar”.

Berikut pendapat  tentang novel  negeri 5 menere dari beberapa tokoh penting.

        BJ Habibie
“ Novel yang berkisah tentang generasi muda bangsa ini  penuh motivasi, bakat, semangat, dan optimisme untuk maji dan tidak kenal menyerah, merupakan pelajaran berharga bukan saja sebagai karya seni tetapi juga tentang proses pendidikan dan pembudayaan  untuk terciptanya sumber daya insani yang handal. Andaikan banyak
anak bangsa yang mempunyai kesempatan dan pengalaman seperti mereka, akan beruntunglah bangsa Indonesia dalam mewujudkan masa depannya yang maju dan

Gunawan Fauzi, Mentri Dalam Negeri (mantan Gubernur Sumatra Barat)

“ Membaca buku ini, seperti bangkitnya  sastrawan besar masa lalu dari Ranah Minang. Tapi kali ini nuansanya semakin luas dan engglobal tak sebatas nusantara, apalagi tradisi cultural Minangkabau. Ada hal yang baru dan menarik bagi saya sebagai Gubernur Sumbar, bahwa berapapun luasnya pergaulan dan modernya peradapan  yang di masuki kehidupan anak manusia , dia tak dapat melepaskan diri sama sekali dari akar kultural  yang dimilikinya. Ini sebuah kehidupan dan model karya sastra “ anak “ Minang masa kini yang berbeda dengan masa lalu, ketika Rantau masih terbatas wilayahnya. Semoga tulisan ini menjadi  bahan kajian sastra modern ditanah air kita.
                 BillLiddle, professor ilmu politik,
                Ohio State University, Columbus Ohio, AS.
“ Pada masa orde baru,  jutaan anak satri bermimpi-mimpi dan barjuang untuk menjadi orang modern yang mampu hidup di mana- mana. Melalui kisah enam teman sekelas disebuah pondok moderen yang terinspirasi kisah nyata, Ahmad fuadi berhasil menciptakan ciri_ciri khas masa itu, terutama kepercayaannya bahwa kunci sukses pribadi adalah kesungguhan dan keikhalasan. Juga sesuai jaman nya, tokoha-tokoh fuadi sama sekali tidak mempersoalkan absahnya pemerntihan Soeharto atau keyakinan mereka sendiri sebagai orang yang beragama. Novel ini perlu dibaca setiap orang, baik muslim maupun non muslim, yang ingin mengerti pondasi budaya kelas nmenengah zama revormasi. “

Erbe Sentanu, Penulis Buku Quantum Ikhlas,
Pelopor Industri Kesadaran Indonesia

“demonstarsi yang indah tentang kekuatan ikhlas dan “kesengajaan” prasangka baik kepada TUhan. Rumus proses belajar yang jitu: yaitu murid ikhlas, guru ikhlas mengajar. Hasilnya secara tidak
Ditulis “menggunakan kata” hati, sehingga terasa menyentuh hati. Ditenngah semua pergumulan hidup, akhirnya keikhlasan yang putih akan selalu memenagkan dunia dan akhirat. Bacalah dan ambillah hikmahnya.”


Rini Riza, Pembuat Film
“masa remaja selalu meniggalkan bekas yang kuat, penuh nostalgia. Fuadi mengolah nostalgia menjadi novel yang menyentuh, sekaligus manjadi diskusi kritik sekaligus simpatik tentang pendidikan kehidupan. Negeri 5 menara adalah kisah enam anak muda berbeda warna menembus pendidikan pesantren menuju dunia, sebuah kkisah yang menggelitik…………”
     
                     Golagong, Pengarang, Pengelola Rumah Dunia.
“negeri 5 menara membuat saya ingin kembali memutar arus waktu. Saya ingin kembali kemasa kanak_kanak dan mengalami semasa ALIF, Sait, Atan, Dulmajit, Baso dan Raja. Masa dimana merajut cita-cita, membenntangkan permadani mimpi

seluas samudera sangatlah indah. Novel ini lagi-lagi meyakinkan saya, bahwa dengan bermimpi kiita memiliki masa depan.  Buku ini bagus sekali untuk dibaca oleh keluarga muda, yang sedang merenda hari depan. Membaca buku ini, semakin memastikan bahwa hidup ini indah dan memiliki cita-cita seetinggi langit adalah sesuatu yagn memungkinkan. Seprti yang ditulis pengarang buku ini, “ modal kami hanya bermimpi, lalu berusaha berkerja keras dan  menggenapkan dengan do’a. man jada wajada, siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. “


Andi Noya Wartawan Dan Host Talkshow KickAndi
“kisah inspiratif dengan selipan humor khas pondok. Jarang ada novel yang bercerita tentang apa yang terjadi dibalik sebuah pondok yang penuh teka-teki. Buku ini syarat dengan vitamin dengan jiwa kita. “

    Ahmad Syafii Maarif,
   Pendiri Maarif Institut dan Mantan Ketua Mohamadiyah
“novel yang berkisah tentang perjalanan rantau anak muda minag pastilah mengasikkan untuk diikuti, apalagi jika rantau itu telah manggapai ujung dunia. Filosopi “alam berkembang jadi guru” telah dibuktikan oleh penulois yang berasal dari kitaran danau maninjo yang elok itu. “
        Arifrahman,
           Guru Besar Universitas Negeri Jakarta
“negeri 5 menara adalah tulisan yang sangat inspirati dan saya anjurkan untuk dibaca oleh masyarakt pendidikan. Dari negeri 5 menara ini kita merasakan kekuatan

 pandangan hidup yang mendasri bangkitnya semangat untuk mencapai harga diri, prestasi dan martabat diri. Keteriketan, peleburan dan pencerahan diri dari kekuatan Allah telah mendasari semua kegiatan menjadi ibadah dan keberkahan. Dari kekuatan inilah penulis novel ini memberikan perenungan bagi pembaca untuk tidak putus asa dalam hidup dan bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat bangsa dan agama”

  Komaruddin  Hidayat,
        Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
“Sebuah novel yang merekam pengembaraan anak kampong di pinggiran danau Maninjau menjejekakan kaki dan tinggal di Washington DC, pusat superpower dunia.
Sebuah mozaik kehidupan mimpi seorang santri kampong yang mengepakkan  sayapnya memasuki dunia baru berkat pendidikan dan nyalinya yang kuat. Wajib di baca oleh penutur agama khususnys.”
    

   Farhan,
    Penyiar dan pembawa Acara
“membaca mantera sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh- sungguh pasti sukses. Seperti steroid untuk badan untuk badan yang sudah remuk oleh usia, amphethamine untuk pikiran yang keruh oleh masalah dan antibiotic yang mengusir parasit- parasit yang melemahkan ! Aku terhenyak, terbangun dari peraduan , tempat membenamkan diri berpaling dari masalah, dengan alasan fatigue ! bukan dengan amaran dendam semangat inspirasi untuk bangkit dan arif memandang tantangan’”


Emha Ainun  Nadjib
“Masyarakat dunia,khususnya Indoneaia,  sedang mengolah nkekayaan alam, kreativitas pengetahuan dan invensi serta inovasi teknologi menjadi sampah kebudayaan, kekonyolan mental, kehinaan moral,dan kekerdilan kemanusiaan. Fuadi melakukan sebaliknya: dengan bukunya ini ia mengolah sampah- sampah masa silam kehidupannya menjadi emas permata masa depan. Apa itu gerangan? Bagi siapapun yang mengerti emaspermata nilai- nilai kehidupan, mereka tidak memerlukan saya menjelaskannya. Dan bagi yang tidak pernah balajar mengeerti, sia- sia saya menjelaskannya.”
                                   
    KH Hasan A. SahalPimpinan
      Pondok Modern Gontor, Ponorogo
“novel ini bercerita bahwa”  pesantren kemasyarakatan “ bebas mendidik anak bangsa dalam keislaman dan keilmuan. Alumninya dengan menumpang “ prahu moral” bisa melesat ke seantero bumi sang pencipta, untuk bermanfaat, bukan hanya di manfaatkan.  Semoga pembaca cerdas dan jujur menggali nilai- nilai fitri manusiawi darinya. Selamat menikmati.”

                                                                                   
   Ary Ginanjar Agustin,
   Penulis Buku Best Seller ESQ
“kisah dalam buku ini menggelorakan semangat untuk mewujudkan impian sekaligus memberi keyakinan bahwa kesungguhan akan membuahkan keberhasilan. Bacaan yang tanpa disadari menasah kecerdasan emosi dan spiritual.”

   
            Udjo, Projekpop
“ Membaca  buku ini pikiranku melayang masuk ke sebuah dongeng perjalanan tentang persahabatan, hidup tanpa mimpi……Tidak sadar ternyata  dongeng itu berdasarkan kisah nyata dari sang penulis. Ingin rasanya menjadi bagian dari kisah yang menakjubkan ini. Jadi sahabat yang ke tujuh gak yaa?: Tampaknya kini giliran aku punya mimpi dan meyakini bahwa mimpi iti bisa terjadi…..Sungguh inspirati!.”

      Sarlito Wirawan Sarwono,psikolog
“Tidak ada yang kebetulan didunia ini. Semua atas izin Allah dan usaha manusia. Buku ini buktinya. Sangat menggugah inspirasi. Ditulis dalam bahasa  yang enak dibaca. Terkadang serius lebih sering kekocak. Kesimpulannya “ man jadda wajada” artinya “yany penting usaha” . maka Allah akan membukakan jendela- jendela dunia.

          Wicksono, wartawan Majalah Tempo, blogger
“Membaca novel ini bagaikan menikmati laporan jurnalisti seorang wartawan kawakan. Begitu detail dan penuh deskripsi. Kita seperti dibawa bertamaaya secara spiritual, dari Bukit Tinggi yang permai hingga Washington yang bersalju. Dari pondok Madani yang ajaib hingga Trafalgar Square yang menegakkan bulu roma. Sangat inspiratif..”
          Helvy Tiana Rosa,
            Sastrawan dan Fosen Fakultas Bahasa dan Seni UNJ
“Novel ini anytara lain bertutur tentang hubungan yang menyentuh antara anak dengan ibu serta murid dengan guru. Akhirnya kita yakin haqqul yakin, bahwa

kombina patuh kepada ibu, hormat kepada guru dan usaha pantang menyerah adalah rumus sukses yang tak terlawankan. Berbahagialah para ibu yang telah membawa beragam keajaiban dan kemungkinan buat anaknya. Layak di baca para ibu yang bermimpi membesarkan anak- anak terbaik.”10

        Herry Nurdi, Pemimpin Redaksi Majalah Sabili
“Perjalanan selalu memberikan imbalan pelajaran. Tentang banyak hal. Tentang ruang, tentang waktu, juga tentang orang dan nilai fundamental. Novel ini menyarikan sekaligus menyajikan berbagai pelajaran dengan tokoh-tokohnya yang mengusahkan perjalanan untuk para pembacanya. Selamat membaca dan menemukan banyak hal di Nrgeri 5 Manara.”

        Sitta Karina,
 Penulis Novel dan Kontibutor majalah CosmoGIRL
“Penelusuran jejak- jejak persahabatan dan oencapaian cita- cita diramu dalam kisah yang sekaligus melibatkan petualangan , religi, dan wawsan yang mengesankan. Sebuah santapan mata dan hati yang inspirasional.”

      Kak Seto, Ketua Kommnan Perlindungan Anak
“Membaca buku Negeri 5 Menara karanga Bung ahmad Fuadi nsungguh mengasikkan. Kita semua diajak untuk berkelana melihat cantiknya dunia dalam mimpi-mimpi indah yang di balut dengan kerja keras dan semangat juang yang luar biasa ! Bahwa mantera sakti “man jadda wajada” akan senantiasa memotivasi setiap

 anak dan akan melahirkan kesuksesan di masa depan mana kala di ikuti dengan kreativatas, ketabahan dan kerendahan hati. Saya belajar dari buku ini. Dan buku ini memang layak di baca oleh sipapun yang ingi maju dan sukses.”

 Akmal Nasery Basral, jurnalis-novelis
“Fuadi membangun kejeliaan obserfasi seorang reporter dan kekalisan jelajah  imajinasi literer dalam Negeri 5 Menara yang inspiratif. Dinamika kehidupan  internal  pesantren berpadu mulus dengan riuhnya suasana global dijantung peradapan modern yang serba bergegas. Sebuah novel yang membuktikan  bahwa tak ada hal yang tak bisa dicapai manusia di dalam hidupnya. Man Jadda Wajada.”


 Komentar Pembaca tentang novel Negeri 5 Menere
            Dari beberapa pendapat  tokoh penting di atas dan juga komrntar pembaca  penulis ingin mangkritik novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi tersebut. Apakah novel tersebiut layak untuk di baca golongan umum.

2  Fokus Masalah
            Fokus masalah pada  KI ini adalah mengkritik secara Objektif  pada novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi.

3 Rumusan Masalah
            Bagaimana cara pengarang menggunakan pilihan bahasa pada novel yang di ciptakannya yaitu Negeri 5 Menara

4 Tujuan Penelitian
            Adapun manfaat dari penelitian kritik sastra ini adalah :
  1. untuk mengetahui  makna dan pesan dari karya sastra yang di kritik
  2. Agar kedepan  kapada sastrawan lebih memahami gaya bahasa atau pilihan kata dalam sastra Indonesia
  3. Agar kedepannya seluruh mahasiswa STKIP YPM Bangko lebih mudah mencari literature tentang referenssi kritik objektif
5 Manfaat Penelitian
            Adapun manfaat dari  penelitian kritik sastra ini adalah dapat mengetahui makna dan pesan dari  karya sastra yang di kritik.















BAB II
KAJIAN TEORI

Pendekatan Objektif
Pendekatan ini memandang karya sastra sebagai sesuatu yang mandiri, otonom, bebas, bebas dari pengarang, pembaca dan dunia sekelilingnya. Pendekatan ini cenderung menerangkan karya sastra atas kompleksitas, koherensi, keseimbangan, integritas, dan saling hubung unsur-unsur yang membentuk karya sastra. Telaah karya sastra dengan pendekatan obyektif sering dikenal dengan telaah struktural, yang dimaksudkan untuk mendeskripsikan tema, peristiwa, tokoh, alur, setting, sudut pandangan, diksi yang terdapat dalam karya sastra.
Dalam pendekatan Objektif terdapat unsure- unsure yang membangun karya sastra naratif yang berbentuk prosa adalah :
  1. Plot atau alur
Alur  merupakan rankaian pristiwa yang membentuk jalan crita. Alur sangat penting dalam  karya sastra, di sini di tuntut bagaimana kemampuan pengarang memberikan alur yang membuat pembaca merasa ikut larut dalam suasana cerita.
Jenis alur sebuah karya sastra bukanlah di tentukan oleh pengarang pengarang tidak merancang terlebih dahulu bentuk atau jenis alur yang akan di gunakan dalam karyanya akan tetapi pembacalah yang mengetahuinya mengenai alurnya. Dalam karya sastra terdapat tiga alur :
  1. Alur maju, yaitu rangaian pristiwa yang ceritanya secara berurutan.
  2. Alur mundur, yaitu pengarang menceritakan kejadian yang terjadi pada masa lampau.

2. Penokohan
Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan watak tokoh pada sebuahcerita.
Jenis- jenis tokoh pada sebuah karya sastra :
  1. Antagonis ( tokoh jahat )
  2. Protagonis (tokoh baik )
  1. latar atau seting
Latar merupakan tempat atau suasana lingkungan yang mewarnai pristiwa. Di dalamnya termasuk lokasi pristiwa, suasana likasi, social budaya setempat bahkan suasana hati tokoh.
Unsur latar dikelompokkan dalam :
  1. Latar fisik
latar fisik
Latar Waktu
  1. Latar Sosial
Yaitu hal- hal yang berhubungan dengan prilaku , tata cara, keadaan atau kebiasaan masyarakat di tempat terjadinya cerita.
  1. Gaya Bahasa/ pilihan kata
Gaya bahasa  dalam karya satra adalah cara pengarang menggunakan bahasa dalam karyanya. Pilihan kata adalah kata- kata yang sengaja di pilih oleh pengarang untuk karyanya.
  1. Tema dan Amanat
Tema dalam karya sastra adalah pokok permasalahan, masalah utama atau inti peermasalahan.


BAB II1
PEMBAHASAN

Pada bagian pembahasan ini akan di bahas tentang  hasil kritik objektif novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi
 2 . Penokohan
            Penokohan adalah cara pandang pengarang menggambarkan watak tokoh pada sebuah cerita.
1 . Alif Fikri
Tokoh utama berkarakter sopan Alif berasal dari  Maninjau, Bukit Tinggi, Sumatra Barat. Dia berbada kecil, tinggi, taat pada amak dan ayahnya. Dia juga memiliki otak yang bisa di katakana bermutu. Alif berasal dari keluarga sederhana.

2 .Raja Lubis
Raja berasal dari Medan. Dia memiliki cita- cita ingin menjadi  menjadi seorang Ustad dan ulama.
Dengan gagah dia berkata “ Aku ingin menjadi ulama yang intelek, ustad. Dari sepuluh orang bersaudara aku sendari yang diberi amanat Ibu dan Bapak untuk belajar agama. (44)”
Dia juga memiliki hobi membaca
“mulai hari ini aku akan membaca kamus ini halaman per halaman,” kata raja sambil menepalkan tangan.(45)”


Hobi utamanya membaca buku, atau tepatnya kamus tebal ini. Di kemudian hari, hobi ini terbayar tunai. Dia paling lancar menjawab pertanyaan- pertanyaan  guru Bahasa Inggris.(45)

3 .Said Jufri
Said berasal dari
Berasal dari Surabaya, said memiliki lengan yang legam sebesar tiang telepon dan berbuku- buku oleh otot keras serta di tumbuhi bulu- bulu kriting. Rambut ikal, alis tebal, kumis melintang, fitur hidung dan tulang pipinya tegas melengkapi wajah arabnya.( hal 45)

4 .Baso salahuddin
Baso berasal dari Sulawesi. Wajahnya seperti nenek moyangnya yang pelautulung, rambut landak, kulit gelap, kalau berjalan seperti terombang ambing di atas perahu, mengambang dan kurang lurus.(46)
Baso juga termasuk anak yang paling rajin.
5 .Dulmajid
Dulmajid berasal dari Madura. Dia juga satu bus denganku  ketika sampai di PM. Kulitnya gelap dan wajahnya keras tidak menjanjikan. (46)

6 .Atang Yunus
Atang berasal dari Bandung.  Atang sangat baik dengan teman- temannya. Dia juga bisa memahami apa yang temannya rasakan. Dia juga mengajak temannya yang tak bisa pulang liburan. “Aku tahu tinggal di PM adalah pilihan kalian.

 Tapi, mungkin di mobil dinas Bapakku masih ada kursi kosong,” katanya mengundang.

7 .Amak
Seorang guru dan ibu yang baik dan penyayang dan juga penyabar.
“Sementara di rumah beliau termasuk ibu dan istri yang perhatian suatu kali aku pulang bermain bi sawah yang baru saja di bola di panen . mukaku cetang cerenang, rambit awut- awutan dan badan kotor seperti kerbau dari kubang. Amak tidak marah- marah.

2.  Plot atau Alur
Kutipan Alur maju:
“Tidak ada waktu lagi. Menurut informasi dari surat Pak etek Gindo, waktu pendaftaran  Pondok Madani tutup empat hari lagi, padahal butuh tiga hari jalan darat  untuk sampai ke Jawa Timur. (hal 14)

Kutipan Alur mundur
“Ketika aku duduk di kelas satu SD, kebetulan walimkelasku nAmak sendiri. Ujian catur wulan pertama tiba dan amak mangadakan ujian kesenian. Seperti teman sekelas lainya aku harus maju kedepan untuk menyanyikan sebuah lagu sebagai persyaratan mendapatkan nilai. Saying sekali aku tidak hafal satu lagu pun karena tidak pernah masuk TK. Selain itu aku  memang pemalu dan merasa suaraku sumbang. Jadi aku menilak untuk maju kedepan kelas. ( hal 138)”


Alur cerita dalam novel negeri 5 menara  ini terdiri dari beberapa tahapan :
Tahap Perkenalan
Tahap perkenalan ini di mulai dari tokoh aku menceritakan kisahnya :
“Aku tegak diatas punggung aula  madrasah negeri setingkat SMP. Sambil mengacung- acungkan telapak tanganku, Pak Sikumbang, Kepala Sekolahku memberi selamat karena nilai ujianku termasuk sepuluh yang tertinggi di kabuparten Agam. Tepuk tanbgan murid, orangtua danb guru riuh mengepung aula. Muka dank kupingku bersemu merah tapi jantungku melonjak- lonjak girang.(hal 5)”

Tahap Pristiwa mulai bergerak.
 “Kampung di atas Kabut”
Bus L300 berkursi keras ini tidak penuh. Ayah duduk dindepan di sebelah Ismail, aku di bangku barisan kedua. Di sebelahku duduk anak laki- laki berkulit legam dan berkacamata tebal. Dia memakai sepatu hitam dari kulit yang sudah retak- retak. Sol dibagian belakangnya sudah tidak rata lagi. Sebentar- sebentar matanya melihat kecendela. Dai menyebut namanya Dulmajid, dari Madura. “tentu saja saya datang sendiri,” jawabnya sambil ketawaberderai memamerkan gigi yang gingsul, ketika aku Tanya dia datang dengan siapa. (hal 27)”

Puncak Konflik
“”Qum ya akhi, koq sudah tidur,belum habis ceritaku,” aku goyang- goyang bahunya.
Dia menggeleng- geleng kembali untuk meraih kembali kesadaranya. Giliran dia bercerita tenteng karapan sapi, aku marasa makin lama suaranya makin halus dan sayup dan hilang sama sekali.

  Sampai tiba- tiba aku terbangun mendengar  brisik bunyi dari rumpun bambu di depanku. Dua ekor tikus besar mencicit berlari melintasi bawah meja kami. (244)’
“” Qiyaman ya akhi”! yang punya tangan itu menggeram. Geraman yang ku kenal. Geraman tyison. Ya Tuhan. Tangan kirinya memegang botol air yang di gunakan untuk membasahi mukaku. Melihat aku bangun, sekarang dia menjentikan air ke muka Dul yang segera mencelat dan terjengkang dari kursinya.(245)”

Tahap Penyelesaian  Konflik
Dengan lanhkah cepat ,Tyson mendatangi kami setelah si hitam di ringkus.
Syukran ya akhi, telah menahan dia untuk lari. Kalian bebas dari mahkamah, kesalaha tidur di maafkan, katanya. Kali ini dengan nada bersahabat. Dia mengulurkan tangan. Mungkin untuk menghargai usaha kami. Aku jabat tangan dengan ragu- ragu. Cincin kuningnya terasa dingin di telapakku.(249)

2.Latar atau Seting
Latar tempat
“Supaya aman dan tenang, bagaimana kalau kita kumpul di masjid saja. ( hal 92)
“berkumpul di menara PM adalah lanjitan ketakjupan kepada menara( hal 96)
Latar Waktu
“05.30-07.00 jadwal alif bebas”
“70.00-12.30 jadwal alif masuk kelas pagi”
“12.30-14.00 sholat zhuhur”
“14.00-15.30 sholat ashar”


3. Gaya Bahasa
Bahasa Minang
Artinya
1. Amak
2. madrasah tsanawiah
3. waang
4.buyuang
5. madrasah aliah
6. ambo
7. pak etek
8. talempong
9. ndak bba’a do
10. galedor
11.dhuha
12. shabahal khair
13. Akhi
14.Ustad
15. Ijlisuu
16. urang sunda
17. kiai
18. almilaram
19. qanun
20. ana
21.kiftir
22. akhlakul kharimah
23. masduk
24. qila waqala
25.Durusul lughoh
26. haaza kitabun
27. tauke
28. ad-duktur
29 mbok
30. na’am
31. kaifa arabiatuka ya akhi
32.aadi faqad
33. tafadhal ya bunayya
34. do you know
35. why you are stupid
36. ayyuhal ihwan
37. fahuwa
38.yarmi kurrah ila wasat
39. ilal yusra, wa gool
40. majnun anta
41. afwan
42. gapuak
43. kum ya akhi. Tahajud
44. la ardi
45. hatur nuhun
46.syukran
47. la tan’as daiman
48. tayib
49. chocolate baklava
50. qatayef
51. Arabian ice cream with date
52. good morning
53. my friend
53. what a big deal
54. class six show
55. nothing to lose
56. pit and proper
57. sahibul manara
58. manjadda wajadda
1 Panggilan untuk ibu
2 . Sekolah agama tingkat SMP
3. kata ganti kamu untuk yang lebih muda
4. panggilan untuk anak laki- laki
5. sekolah agama tingkat SMA
6. kata ganti saya
7. adik dari ibu atau bapak
8. alat musik tradisional minang
9. gak apa- apa
10. kendaraan alat berat
11. waktu ketika matahari mulai naik dari pagi           
12. selamat pagi
13. saudaraku
14. guru atau pengajar
15. silakan duduk
16. asli orang sunda
17. julukan buat pemimpin pondok
18. yang mulia
19. peraturan di PM
20. saya ( arab )
21. kafetaria
22. ahlak yang baik
23. pusing
24. ungakapan arab untuk hal yang belum jelas
25. pelajaran bahasa arab
26. ini buku
27. juragan
28. doctor
29. panggilan untuk perempuan yang tua
30. iya
31. bagaimana bahasa arab mu
32. sedikit- sedikit
33. ayo silakam ambil anakku ( arab)
34. apakah kamu mengerti
35. kenapa kamu bodoh
36. sodara- sodara semua
37. dan dia
39. bola di giring ke tengah
39. lalu di tending ke kiri, dan goolll
40. gila kamu
41. maaf
42. gemuk
43. bangun sodaraku. Tahajud
44. tidak tahu
45. trima kasih
46. trimakasih
47. jangan ngantuk terus
48. baiklah
49. pastry khas jawa timur
50. pancake
51. es krim dengan kurma

52. selamat pagi
52. temanku
……………….
……………….
…………………
……………….
57. penjaga  menara
58. siapa bersungguh- sungguh pasti sukses



Tema dan Amanat
Dari masalah berdasarkan pristiwa- priakstiwa yang ada dan juga masalah penyebab terjadinya konflik atau pertentangan antar tokoh, maka tema dalam novel Negeri 5 Menara karya  Ahmad Fuadi adalah   mengejar cita- cita
“Awan putih ini berarak- arak keufuk timur yang lembayung. Aku berbisik dalam hati” tuhan, mungkinkah aku bisa menjejakkan kaki di benua yang hebat itu, kelak ( hal 208)



BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Novel  Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi  ini di dukung dengan tema yang menarik. Novel ini sangat bagus sekali , pengarang menggunakan bahasa yang enak untuk di baca dan mudah di pahami. Alur kisahnya penuh denan cerita- cerita  lucu dan unik,karakter tokoh tokohnya yang detail. Novel ini mampu menghadirkan renungan bagi pembacanya.

Saran
Ilmu adalah segala galanya bagi manusia. Tanpa ilmu manusia akan merasa kurang sempurna, semoga novel Negeri 5 Menara ini dapat  membuat para pembaca untuk bisa menjadika mimpi- mimpi nya untuk jadi nyata seperti tokoh Alif ini












DAFTAR PUSTAKA

Atmazaki. 2004. Ilmu Sastra Teori Terapan. Jakarta : Angkasa Raya
Eriyani, Elfa . 2005 .Kumpulan Bacaan Teiri Sastra. Jambi” STKIP YPM Bangko.
Novel Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi

Tambahkan komentar Komentator

Konversi Kode

Terima kasih telah berkomentar